Perbedaan TOEFL dan IELTS

Hai, Teman-teman !

Seberapa jagokah kemampuanmu dalam berbahasa asing? Kalau boleh ditebak, salah satu bahasa asing yang paling banyak dikuasai oleh kamu dan teman-temanmu di sekolah pastinya adalah bahasa Inggris. Betul, enggak?

Bicara tentang bahasa Inggris, kamu mungkin telah sering mendengar dua jenis tes berbahasa Inggris, yaitu TOEFL (Test of English as Foreign Language) dan IELTS (International English Language Testing System). Kedua tes ini mungkin belum begitu dibutuhkan di bangku sekolah, tapi, dijamin, dalam waktu dekat kamu akan membutuhkannya. Nah, apakah kamu mengetahui perbedaan keduanya? Seperti apa sih, tesnya? Lalu, tes mana yang harus kamu ikuti?

Jangan khawatir, disini punya sedikit ulasan tentang perbedaan TOEFL dan IELTS di bawah ini untuk menumpas kebingunganmu. Go check them out!

Apa yang Diujikan?

TOEFL menggunakan bahasa Inggris Amerika atau dikenal juga sebagai American English.

IELTS menggunakan bahasa Inggris Britania Raya alias British English.

Apa Saja yang Akan Ditemui?

TOEFL terbagi ke dalam dua tipe, yaitu TOEFL ITP (Institutional Testing Program) dan TOEFL iBT (internet Based Test). TOEFL ITP umumnya dipergunakan di wilayah Asia. Skor dari TOEFL ITP bersifat institusional yang hanya dapat digunakan untuk institusi dan wilayah lokal khusus. Dengan kata lain, hasilnya tidak berlaku di seluruh dunia. Sementara itu, TOEFL iBT akan merekam seluruh jawaban peserta tes dan langsung mengirimnya ke ETS (Educational Testing System) di Amerika, penyelenggara TOEFL.

Saat mengerjakan IELTS, peserta tes dihadapkan pada dua pilihan modul: Modul Akademik yang digunakan oleh peserta yang ingin mendaftar di universitas atau sekolah tinggi lainnya serta Modul Pelatihan Umum yang digunakan oleh peserta yang merencanakan ikut pelatihan non akademik, mencari pengalaman kerja, maupun kebutuhan dari imigrasi.

Bagaimana Mengerjakan Tesnya?

Pada saat mengerjakan TOEFL ITP, peserta tes harus menyelesaikan serangkaian ujian yang terdiri dari tiga sesi, yaitu Listening, Structure and Written Expression, dan Reading Comprehension. Agak berbeda dari TOEFL ITP, rangkaian ujian dalam TOEFL iBT terdiri dari empat sesi, yaitu Reading, Listening, Speaking, dan Writing. Mengerjakan tes ini rata-rata membutuhkan waktu sekitar empat jam. Seluruh soal dalam TOEFL merupakan pilihan ganda.

Dalam IELTS, ada empat bagian dalam tes, yaitu Speaking, Writing, Listening, dan Reading. Tidak seperti TOEFL yang keseluruhannya merupakan soal pilihan ganda, dalam IELTS, semua jawaban akan ditulis tangan. Bahkan, pada bagian tes Speaking, peserta tes akan berbicara langsung dengan penguji dalam waktu 12-14 menit seputar diri sendiri dan sebuah topik. Durasi pengerjaan tes biasanya selama dua jam empat puluh lima menit.

Seperti Apa Sistem Penilaiannya?

Kamu telah mengetahui bahwa TOEFL memiliki tiga atau empat sesi, tergantung dari jenisnya. Setelah peserta tes menyelesaikan seluruh sesi yang ada, penilaian akan diberikan dan hasil tes adalah berupa skor. Dalam TOEFL ITP, nilai berkisar antara 0 hingga 677. Sementara itu, nilai dalam TOEFL iBT berkisar antara 0 hingga 120.

Berbeda dengan TOEFL yang menjumlahkan hasil dari setiap bagian untuk menjadi skor akhir, dalam IELTS, setiap bagian akan dinilai dalam kisaran skor 0 hingga 9. Kemudian, dari keempat bagian dalam tes, akan dicari rata-ratanya dalam kisaran skor yang sama, 0 hingga 9.

Apakah Kegunaannya bagi Kamu?

Biasanya, hasil TOEFL dijadikan persyaratan oleh universitas-universitas di Amerika dan Kanada. Umumnya, nilai minimum untuk TOEFL (iBT) adalah 100. Sementara itu, institusi pendidikan yang lebih ternama biasanya menetapkan standar yang lebih tinggi, yaitu 110.

aHasil IELTS biasanya dijadikan persyaratan oleh universitas-universitas di Australia, Inggris, dan Selandia Baru. Biasanya, nilai minimum untuk IELTS adalah 7.0. Bagi institusi pendidikan lebih ternama yang menetapkan standar lebih tinggi, biasanya nilai minimumnya menjadi 7.5.

Bagaimana, Teman-teman? Apakah kamu sekarang sudah memahami perbedaan TOEFL dan IELTS? Kalau ditelusuri lagi, TOEFL cenderung lebih mudah karena hampir sama dengan tes bahasa Inggris selayaknya dalam Ujian Nasional. Tapi, IELTS lebih rumit karena tidak melulu mengujimu seperti tes di bangku sekolah. Hmm, tes mana nih yang akan kamu ambil?

Sumber: English First & Quipper.com

Penulis: Evita

Tips Menghadapi Guru Killer

Di manapun kamu sekolah, setidaknya pasti ada 1 guru yang kamu anggap sebagai guru yang super galak dan gampang marah atau biasa juga disebut sebagai guru killer!

Sebagai sosok yang sering muncul dan bahkan menghantui kehidupan kamu sehari-harinya, wajib hukumnya untuk mengenali dan tahu cara menghadapi tipikal guru yang seperti ini!

Karena, nggak hanya bikin hari kamu deg-deganguru killer juga bisa mempengaruhi cara belajar dan nilai pelajaran kamu, lho. Tapi tenang saja! Karena tips-tips di bawah ini akan membantu kamu menghadapi mereka.

1. Mengenal Tipikal Guru Killer

Yup! Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah mengenal kepribadian mereka.

Misalnya ada guru yang nggak suka kotor, berisik, atau mungkin datang telat. Sebisa mungkin sebelum guru itu masuk kelas, kamu dan teman-teman sudah janjian untuk nggak melakukan hal-hal yang tentunya bisa bikin guru itu ngamuk. Kamu harus pintar-pintar dalam menganalisis guru kamu, karena kalau tidak hati-hati, kamu bisa jadi korban dan kena marah guru tersebut.

2. Jangan Cepat Tersinggung Karena Kelakuan Guru Killer!

Jangan mudah tersinggung dengan kelakuannya. Kalau guru killer lagi marah-marah nggak jelas, jangan ditanggapi atau jangan dimasukin ke hati. Kamu nggak  perlu tersinggung dengan perlakuannya. Maklumi saja! Emang sikapnya sudah begitu, mau diapain lagi! Kita cari cara saja untuk bisa tetap tenang dan enjoy menghadapinya.

3. Lakukan Persiapan Sebelum Berhadapan Dengan Guru Killer!

Coba kamu bayangin deh, besok pagi kamu bakalan ada sesi kelas sama guru killer kamu. Ditambah lagi, materi pelajaran yang sedang dibahas sangat susah dimengerti dan kamu takut bikin guru kamu marah kalau kamu gagal menjawab pertanyaan-pertanyaan dari dia.

Daripada kamu hanya mempersiapkan mental kamu saja, lebih baik kamu juga melakukan persiapan dengan cara belajar!

Untuk kasus seperti ini, kamu bisa belajar bareng temen kamu, atau biar lebih gampang lagi, kamu bisa belajar online! Nah, kalau sudah kepepet banget dan harus belajar dadakan, kamu bisa cek SUPLEMEN PTN di situ kamu bisa belajar tentang materi-materi pelajaran sekolah, dan juga contoh-contoh soal lengkap dengan pembahasannya!

4. Super Rajin di Hadapan Guru Killer

Guru Killer biasanya hobi nyuruh-nyuruh kalian ini itu kalau lagi di sekolah. Mulai dari menyapu ruang kelas, menghapus papan tulis, dan bahkan mengambil buku yang tebelnya kebangetan. Di saat-saat seperti ini kalian harus sabar, karena saat itu adalah kesempatan terbaik buat mengambil hati dia. Kalau kalian bisa terlihat sebagai anak rajin dan suka membantu, Guru Killer pasti akan lebih ramah terhadap kalian dan menghargai usaha kalian!

5. Selesaikan Tugas Tepat Waktu

Salah satu momen yang paling bikin deg-degan adalah ketika kamu baru ingat kalau kamu belum menyelesaikan PR sulit yang diberikan oleh guru killer kamu, beberapa saat sebelum guru killer kamu masuk kelas. Kalau udah di posisi seperti itu, rasanya pengen kabur aja ke rumah!

Tapi momen-momen seperti itu bisa dihindari dengan mengerjakan tugas tepat waktu! Jadi pastikan kamu mengerjakan tugasmu yah! Kalau kesusahan, kamu selalu bisa cek pembahasan materi pelajaran di SUPLEMENPTN.COM

Intinya, mau guru se-killer apa pun, kalau kamu tahu cara menghadapinya, mereka bukanlah sosok yang harus kamu takuti. Asalkan kamu sudah mengenali tipikal guru tersebut, berhati-hati dalam melakukan pergerakan, dan juga nggak pernah lupa dalam melakukan persiapan, dijamin kalian ga bakalan merasa terhantui lagi sama keberadaan guru killer itu!

Penulis : Unknown

Sumber : Quipper.com

Jangan Remehkan Tugas, Jika Tidak Ingin Hidupmu Sia-Sia

Tahukah kamu, selain kehadiran di kelas dan mendengarkan penjelasan oleh guru/dosen, masih perlu ditambahkan PR untuk memperdalam ilmu pengetahuan yang dipelajari. Apa yang dipelajari selama berada di kelas itu baru pembukaan awalnya saja ilmu mau masuk dan mengendap di otak kita. Kalau kamu merasa tidak butuh PR karena sudah merasa pintar, maka itu adalah cara berpikir yang terlalu sembrono

Ingat, “Practice makes perfect!” Hanya dengan latihan dan latihan terus menerus, seorang Cristiano Ronaldo bisa menjadi seperti sekarang ini, menjadi pemain sepakbola No.1 di muka bumi.

Seseorang yang sudah memproklamirkan dirinya sebagai orang pintar dan tidak lagi memerlukan latihan sama sekali, maka sesungguhnya dia masih jauh dari pintar. Sebaliknya, seseorang yang selalu merasa dirinya belum pintar dan selalu membutuhkan latihan dan tantangan lebih banyak lagi, maka sesungguhnya tanpa disadari dia semakin menuju ke arah kepintaran tersebut.

Latihan yang diberikan oleh guru/dosen –yang sering disebut PR– harus ‘dikerjakan sendiri’ dan selesai ‘tepat waktu’! Namun, pada kenyataannya, banyak di antara kita yang sering menyelesaikan tidak tepat waktu. Dan, kalau mau jujur ternyata tidak dikerjakan sendiri, alias menyontek atau mengkopi hasil pekerjaan temannya.

Mengerjakan PR adalah salah satu unsur penting dalam skema pembelajaran. Istilah resminya dalam dunia pendidikan adalah “Belajar Mandiri”. Effort atau upaya yang dicurahkan oleh pelajar/mahasiswa sungguh lumayan berat untuk mengerjakan PR. Jangan sampai sekadar menjadi ‘pistol kosong’ atau ‘pedang tumpul’, alias tidak berdampak signifikan terhadap agenda pamungkas di ujung semester, yaitu ujian akhir.

Pahami arti dari sekadar duduk di kelas

Bila kamu masuk dan duduk di kelas hanya untuk formalitas dan sekedar memenuhi kewajiban setor tanda tangan di lembar absensi. Bila kamu ikut-ikutan fotokopi atau mengkopi file materi kuliah, yang tak pernah kamu buka sampai dengan semalam sebelum ujian akhir dilaksanakan. Maka kamu harus sportif berterus terang pada dirimu bahwa tidak muncul kecintaan kamu terhadap ilmu pengetahuan yang sedang dipelajari.

Dan risikonya adalah, kamu tidak paham apa sih gunanya mempelajari ilmu tersebut bagi masa depanmu –padahal sangat penting? Hal-hal tersebut akan menggiringmu semakin ke arah kesulitan dan keengganan mengerjakan PR. Dengan kata lain, you are in the middle of nowhere!

Selanjutnya, mengerjakan PR hanya akan menjadi kegiatan yang sifatnya formalitas. Padahal ada banyak subtansi penting yang terkandung dalam soal-soal dalam PR dan proses perjuangan kamu menyelesaikan PR tersebut. Segala hal yang hanya sekedar formalitas akan segara hilang menguap dari otak kita, tanpa bekas sama sekali.

Kebiasaan Menunda

Sebenarnya kamu bisa dan kamu mampu mengerjakan PR tersebut. Tapi kebiasaan yang menggelayut di benakmu, “Ah, nanti saja, kan waktunya masih lama…” tanpa kamu sadari akan menempatkanmu pada posisi kepepet dan terjepit di saat akhir ketika waktu ternyata sudah tak terkejar lagi.

Perhatikan prioritas kamu!

Selama akal sehat masih memayungi otak dan bertautan dengan hati, maka kamu pasti bisa menyusun skala prioritas dalam hidupmu. Mana yang penting dan mana yang kurang penting akan kamu atur sesuai urutan skala prioritasnya. Tapi tantangannya adalah, ketika hati mudah tergoda maka otak dipaksa memutuskan untuk mengacak-acak skala prioritas tadi.

Ajakan teman jalan-jalan keluar di jam belajar untuk sekedar ngobrol santai di kafe atau di hanging-out ke mall adalah contoh paling simple. Life style sudah terlalu dikedapankan diatas skala prioritas hidup. Lebih parah lagi bila jenis godaan tersebut berdampak pada kehancuran kondisi keuangan atau bahkan kesehatan dan masa depanmu dipertaruhkan. Misalnya hobi dugem, atau bahkan terjerumus narkoba. Untuk ancaman dan godaan seperti ini, please berhati-hatilah!

Pada titik tertentu, suatu saat ketika kamu sudah terlena dengan godaan tadi, akhirnya selalu muncul berbagai excuses atau ‘alasan untuk pembenaran’ yang dipaksakan. Misalnya, “Ah nanti kan bisa pinjam hasil pekerjaan teman …” atau “Ah yang penting nanti kan ujiannya bisa garap, PR ga terlalu ngaruh …”, atau berbagai excuses lainnya yang mendadak jadi seabrek memenuhi benakmu.

Seriuslah belajar kelompok

Apakah kamu selalu rajin mengajak dan mendorong teman-temanmu untuk belajar kelompok? Itu bagus juga sih. Tapi, belajar kelompok jangan kamu jadikan kedok untuk menutupi ketidak-‘pede’-an mu mengerjakan PR secara mandiri.

Beranilah memutuskan sesuatu, meski itu terbukti salah di kemudian hari. Daripada tidak pernah berani memutuskan apapun, dan hanya bergantung pada orang lain seumur hidupmu. Karena, kesalahan adalah bagian dari proses belajar bagi semua orang yang sedang menuju kesuksesan.

Cobalah kerjakan dulu sebelum belajar kelompok bersama sobat-sobatmu. Lalu diskusikan dan bandingkan dengan hasil pekerjaan yang lain. Maka akan terjadi ultimasi kebersamaan dalam belajar, sehingga satu sama lainnya akan saling memberi dan saling menerima.

Sosial media bisa membunuhmu

Inilah fitur anak muda abad milenium! Hidup bersama sosial media yang semakin menjamur dan semakin hebat memikat perhatian remaja hingga rela berjam-jam, bahkan berhari-hari, melupakan hal-hal penting lainnya dalam hidup.

Kemajuan teknologi memang tak hanya membawa dampak positif, karena dampak negatifnya mirip bahaya laten yang tahu-tahu sudah beranjak genting tanpa disadari.

Bahkan ritme dasar biologis manusiapun –yaitu rasa lapar dan haus, hingga kantuk malam– terkadang tidak mampu ‘membangunkan’ dari pulasnya bergaul dengan sosial media. Poin ekstremnya adalah ‘autis secara sosial.’ Nggak perlu dibahas lebih lanjut yah, intinya please don’t be like that … for your bright future.

Nah, demikian ketujuh poin negatif yang berpotensi mengganggu proses pembelajaran hidupmu, yang sama sekali bukan hal yang sulit kamu antisipasi jauh sebelumnya. Semoga sukses ya !

Penulis: Sritopia

Sumber : Quipper.com

Manfaat Mengikuti Eskul

Rutinitas bersekolah pasti akan menjemukan kalau kamu tidak ada kegiatan lainnya. Makanya, kamu harus mengikuti kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) di sekolah agar tidak jengah mengikuti rutinitas sekolah. Selain untuk tidak membuat bosan rutinitas belajar, ekskul memiliki banyak manfaat untuk kamu loh! Pada postingan kali ini akan membeberkan beberapa manfaat berkegiatan ekskul.

Tempat Mengembangkan Diri

Ekskul sekolah merupakan tempat untuk kamu mengembangkan diri. Pasalnya, di dalam ekskul kamu akan mempelajari berbagai macam ilmu atau keterampilan di luar kegiatan belajar, bergantung pada ekskul yang kamu pilih. Salah satu hal yang bisa kamu pelajari dalam kegiatan ekskul ialah belajar berkomunikasi yang efektif.

Kemampuan berkomunikasi itu penting kamu miliki untuk menunjang berbagai macam hal, mulai dari kehidupan sosial hingga karir. Dengan aktif mengikuti kegiatan ekskul, kamu secara tak langsung akan belajar untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang lain. Sebab, di dalam kegiatan ekskul, kamu akan sering mendapatkan situasi harus menyampaikan pendapat, memberikan kritik kepada teman yang lain, hingga mengatur suatu kegiatan agar berjalan lancar.

Segala kegiatan itu melatih kemahiran kamu dalam berkomunikasi dengan orang lain. Dengan melalui segala hal itu, kamu akan lebih mampu menghadapi berbagai macam tipe orang dibandingkan mereka yang tidak pernah merasakan kegiatan ekskul.

Selain itu, kegiatan ekskul melatih kamu untuk melihat perspektif baru dalam suatu masalah. Karena, di dalam kegiatan ekskul, kamu akan melihat cara pandang seseorang dalam menyelesaikan masalah yang pastinya berbeda antara satu dengan lainnya. Kamu akan belajar bagaimana melihat pespektif berbeda itu untuk menghadirkan suatu solusi yang bermanfaat.

Dengan begitu, kamu akan memiliki preferensi berbeda dalam memandang suatu masalah. Kamu akan lebih mampu tenang dan dewasa dalam menghadapi sesuatu ke depannya.

Beberapa jenis ekskul, seperti Paskibra dan Pramuka, memberikan kamu pengembangan kepemimpinan. Dengan kemampuan kepemimpinan yang baik, kamu akan lebih mampu bekerja dalam suatu tim dengan kordinasi yang baik.

Banyak Teman dan Banyak Wawasan

Ya, saat kamu aktif mengikuti kegiatan ekskul maka kamu akan memiliki banyak teman. Tak hanya di sekolah kamu saja, melainkan bisa antar sekolah. Karena, dalam suatu kegiatan ekskul ada kalanya kamu akan mengikuti kegiatan yang melibatkan sekolah lainnya. Dengan begitu, kamu akan memiliki banyak teman di luar sekolah.

Memiliki banyak teman dan kenalan itu akan memberikan banyak manfaat untuk kamu, khususnya teman di luar sekolah. Ketika kamu diterima berkuliah di suatu PTN dan tidak ada satupun teman sekolah kamu di situ. Saat harus beradaptasi, ternyata kamu bertemu teman ekskul dari sekolah lainnya. Dengan begitu, kamu akan lebih mudah beradaptasi di lingkungan baru dengan kehadiran teman ekskul dari luar sekolah itu.

tau, saat kamu ingin mencari pekerjaan setelah lulus SMA/K, maka kamu teman ekskul dari luar sekolah itu bisa membantu kamu mencari pekerjaan. Dengan banyaknya teman ekskul maka kamu akan mendapat informasi mengenai pekerjaan jauh lebih cepat.

Banyak contoh lainnya yang akan kamu rasakan dengan memiliki banyak teman dari kegiatan ekskul. Setidaknya, mereka akan menjadi teman satu hobi denganmu karena kalian melakukan kegiatan yang sama bersama-sama.

Menjadi Salah Satu Kriteria Penilaian Guru

Dengan aktifnya kamu dalam kegiatan ekskul maka itu akan berdampak pada penilaian guru. Kamu akan mendapat nilai tambah atas keaktifan kamu di ekskul. Sebab, penilaian pada kurikulum 2013 tidak hanya melihat nilai akademik kamu semata, melainkan juga penilaian sikap serta prestasi di luar akademik.

Untuk itu, ketika melakukan kegiatan ekskul usahakan kamu lakukan dengan sepenuh hati. Artinya, usahakan kamu mendapatkan prestasi di ekskul yang kamu ikuti. Apalagi, ketika kamu berprestasi dalam ekskul kamu maka kamu juga akan membawa harum nama sekolah. Hal itu akan membantu kamu dalam penilaian rapor bahkan kelulusan kamu kelak.

Namun, jangan sampai kamu melupakan kegiatan belajar di sekolah. Sebab, itu merupakan kewajiban utama sebelum kamu aktif berkegiatan di ekskul. Usahakan, kegiatan akademik sehari-hari tidak terganggu dengan kegiatan ekskul. Kamu harus melakukan keduanya dengan seimbang.

Bila kamu dapat berprestasi di kelas dan di kegiatan ekskul maka itu akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi diri kamu dan orang tua kamu. Jadi, tak ada salahnya kamu mencoba berprestasi di bidang ekskul yang kamu gemari.

Salah Satu Kriteria Penerimaan Beasiswa

Kalian harus tahu, kalau kamu aktif berkegiatan di ekskul maka itu akan membantu kamu meraih beasiswa. Karena, ada beberapa beasiswa tidak hanya melihat kemampuan akademik semata, melainkan juga prestasi non akademik.

Kemampuan non akademik menjadi pertimbangkan karena adakalanya seseorang dengan nilai akademik yang tinggi tidak mampu bersosialisasi dan memiliki respon terhadap masalah dengan baik. Untuk sebagian pemberi beasiswa, penerima beasiswa biasanya nantinya akan diterjunkan ke lapangan untuk melakukan serangkaian pekerjaan berhubungan dengan kemampuan bersosialisasi.

Biasanya, seseorang yang aktif dan berprestasi pada kegiatan ekskul memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik dan mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi di lapangan. Kemampuan itu tidak akan dimiliki seseorang yang rutinitasnya hanya sekolah dan pulang tanpa kegiatan ekskul. Oleh sebab itu, pemberi beasiswa akan mempertimbangkan prestasi dan keaktifan berorganisasi seseorang untuk dapat menerima beasiswanya.

Melatih Kamu Menghadapi Kegiatan Kampus yang Padat

Asal kamu tahu ya, ketika kamu kuliah nanti maka kamu akan dihadapkan oleh berbagai kegiatan akademik dan non akademik yang amat padat. Bagi kamu yang semasa sekolah tidak mengikuti ekskul atau berorganisasi maka kamu akan kesulitan beradaptasi dengan kepadatan jadwal kuliah.

Buat yang aktif ekskul dan berorganisasi semasa sekolah maka itu tidak akan begitu mengagetkan. Seseorang yang aktif dalam kegiatan ekskulnya mampu menghadapi tekanan dalam pekerjaannya sehingga tahu apa yang harus dilakukan terlebih dahulu. Dengan begitu, mereka sudah terbiasa mengatur skala prioritas kegiatan sehingga kegiatan kuliah tidak akan begitu melelahkan.

Selain itu, seseorang yang aktif mengikuti ekskul dan berorganisasi akan mampu berkomunikasi dengan baik. Kemampuan itu akan menguntungkan baginya untuk berkomunikasi dengan dosen saat kuliah. Dengan begitu, dia akan mampu menghadapi dosen apabila diperlukan untuk meminta tugas tambahan bila nilainya belum mencukupi atau meminta kelonggaran waktu atas suatu tugas.

Kemampuan bersosialisasi anak-anak jebolan ekskul juga akan sangat membantu dalam beradaptasi di dunia kampus. Sebab, anak-anak ekskul biasanya sudah memahami berbagai macam karakter seseorang beserta dengan sudut pandangnya. Dengan begitu, mereka akan lebih memahami cara pendekatan dengan orang-orang baru di dunia perkuliahan.

Beberapa hal itu merupakan sebagian dari manfaat mengikuti ekskul selama di sekolah. Buat Kalian yang belum pernah merasakan kegiatan ekskul dan organisasi seperti OSIS, ada baiknya kamu coba. Sebab, tak ada ruginya mengikuti ekskul. Ada banyak manfaat yang akan kamu dapatkan kelak.

Penulis: Muhammad Khairil

Sumber : Quipper.com

Betapa Pentingnya Guru Bagi Hidupmu

Belakangan ini banyak sekali kasus yang melibatkan siswa, orangtua murid, dan guru. Kasusnya bukan hanya sekadar saling tegur menegur, tetapi sudah sampai ke ranah kekerasan dan hukum.

Memang, bermain fisik tidak dibenarkan apapun alasannya. Tetapi, bukan berarti kamu harus melebih-lebihkan perkara dan memperpanjang masalah hingga sampai membawa pihak luar. Apalagi kalau yang dilakukan guru itu demi kebaikan kita.

Guru adalah orangtua kedua kita. Sama seperti orangtua di rumah, guru pasti mau yang terbaik untuk kita anak-anaknya. Nah, cara mendidik guru dan orangtua kita inilah yang mungkin agak berbeda. Tapi, perlu kita pahami bahwa tujuan mereka sama, yaitu membuat kita menjadi orang yang lebih baik.

Sebagai orangtua kedua di sekolah, guru menggantikan orangtua untuk membimbing kita setiap hari. Seperti slogannya, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.

Nah, buat kamu yang sering jengkel dengan guru di sekolah, coba baca ulasan ini, deh, kenapa kamu harus tetap menghormati mereka apapun yang terjadi.

 1. Guru adalah Pembentuk Mental Penerus Bangsa

Guru menjadi tombak generasi penerus bangsa. Coba, deh kita renungkan. Jika tidak ada guru, kita tidak bisa menjadi apa-apa di masa depan. Nasib kita sebagai penerus bangsa ini ditentukan oleh guru-guru yang mendidik kita setiap hari, selama 12 tahun.

Dengan kemauan mereka membimbing kita ini, guru tidak mendapatkan penghargaan apapun. Gaji mereka pun terbilang cukup, tidak lebih seperti pegawai lainnya. Itulah sebabnya guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.

 2. Guru Membagi Ilmunya Tanpa Pamrih

Sama seperti orangtua kita, guru pasti mau kita sebagai anak-anaknya sukses di masa depan. Untuk itu, mereka selalu membagikan ilmunya bahkan tanpa pamrih. Mereka mau mengajarkan kita dengan sabar dan menjelaskan pada kita apa yang belum kita mengerti.

Ilmu ini pastinya akan sangat berguna bagi kita di masa depan, kan? Sepintar-pintarnya kamu belajar sendiri, pasti selalu ada hal yang perlu kamu tanyakan ke orang yang lebih senior dan berpengetahuan luas. Nah, selain orangtua, orang lainnya yang bisa kamu tanyakan adalah guru.

Pengalaman mereka yang sudah tahu ‘asam garam hidup’ akan menjadikan mereka orang yang cocok untuk berbagi ilmu ke kamu. Dengarkan apa yang mereka katakan, karena mereka sudah menjalani kehidupan ini lebih lama dibanding kita.

 3. Guru Mengajarkan Kita untuk Disiplin

Memang tiap guru punya cara yang berbeda untuk mengajarkan muridnya jadi disiplin. Ada beberapa yang punya cara keras, ada yang punya cara lembut. Hanya, apapun caranya percayalah kalau mereka hanya mau mendidik kita untuk jadi pribadi yang lebih disiplin dan lebih baik.

Kalau memang guru menegur kamu karena kamu salah, telat atau tidak membuat PR, itu berarti mereka peduli. Bayangkan kalau guru tahu kamu melakukan kesalahan tapi mereka tidak berbuat apa-apa?

Sudah pasti kamu tidak belajar dari kesalahan, tidak menjadi pribadi yang lebih baik karena tidak ada yang mengajarkan kamu.

Perlu kamu ketahui, di dunia kerja nanti masalah disiplin sangatlah dijunjung tinggi. Kalau kamu tidak dibiasakan dari dini untuk disiplin, kamu akan mengalami kesulitan di kemudian hari, loh.

Dunia kerja bukan seperti dunia sekolah yang kamu rasakan sekarang. It needs hard work to be the best!

 4. Guru adalah Bagian Hidup Kamu

Bisa kamu bayangkan, kamu bertemu dengan guru hampir setengah hari dan selama 12 tahun. Mulai dari SD, SMP, hingga SMA. Selama 12 tahun itu juga, tanpa kamu sadari mereka sudah jadi bagian dari hidup kamu.

Akan ada banyak momen yang gak bisa kamu lupakan, baik yang buruk maupun yang indah bersama guru-guru ini. Pada saatnya berpisah nanti, kamu akan sadar bahwa guru yang selama ini kamu bete-in ternyata adalah sosok yang begitu peduli pada kamu.

Coba ingat-ingat, saat kamu sakit, saat kamu punya masalah, saat kamu tidak mengerti mata pelajaran, pasti guru yang akan membantu kamu saat di sekolah.

Sebagai orangtua kedua, guru pasti khawatir terhadap kesehatan dan keselamatan kamu. Begitu banyaknya murid yang harus diperhatikan, guru kerap kali selalu mengingat satu per satu nama murid-muridnya.

Ini juga merupakan salah satu bukti kalau guru menyayangi muridnya sama seperti mereka menyayangi anak-anaknya sendiri.

 5. Guru Mau Melihat Kita Semua Sukses

Orangtua mana yang tidak mau melihat anaknya sukses? Begitu juga dengan guru-guru kamu di sekolah. Saat kamu ikut kompetisi atau mungkin sedang berusaha keras untuk masuk ke perguruan tinggi favorit, mereka pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu dan mendoakan kamu.

Sama seperti orangtua di rumah, guru juga akan sangat bahagia jika melihat anak-anak muridnya sukses. Sebab, dengan begitu mereka tahu kalau didikan mereka berguna dan bisa membuat kamu mengharumkan nama orangtua dan sekolah.

Bahkan dengan kesuksesan kamu ini, guru tidak meminta pamrih, loh. Itulah sebabnya tidak ada salahnya kamu memberikan rasa hormat dan menghargai setiap guru, bagaimana pun sifat dan karakternya.

Penulis : Rosalia

Sumber : Quipper.com